Saat anak tengah jauh dari jangkauan orang tuanya, maka memberikan proteksi dari pelaku kekerasan atau bullying mesti diterapkan orang tua. Namun bagaimanakah saat anak sedang di sekolah lalu menghadapi tindakan kurang terpuji tersebut? Maka dari itu, penting bagimu untuk mengetahui tips supaya anak tidak dibully di sekolahnya.
Bagaimanakah Tipe Anak yang Sering Jadi Korban Bullying?
Setiap anak selalu mempunyai peluang mengalami tindakan tidak menyenangkan dari teman-temannya di sekolah. Akan tetapi, anak dengan kondisi ini mempunyai resiko lebih tinggi mendapatkannya.
1. Anak Sukses
Apapun yang dilakukan oleh anak-anak sukses pasti akan dibully. Ia juga cenderung menerima perhatian positif dari orang lain. Inilah yang membuat teman-temannya merasa iri dengannya.
2. Anak Cerdas
Anak yang cerdas, pelajar, atau kreatif serta berprestasi dalam bidang akademik juga punya risiko lebih tinggi menjadi salah satu target pembully, sebab ia sangat iri dan tidak bisa menyaingi kecerdasannya tersebut.
3. Anak Introvert
Anak introvert cenderung lebih mudah panik dan tidak terbiasa dengan lingkungan sosial. Ia juga cenderung lebih penurut daripada anak ekstrovert. Namun, anak dengan kepribadian introvert justru menjadi daya tarik untuk dibully orang lain.
Begitu juga dengan anak-anak yang stress dan depresi, ia punya risiko tinggi untuk diintimidasi. Sebab, pembully tahu bahwa mereka tidak akan melawannya.
Tips Supaya Anak Tidak Dibully
Orang bisa terapkan tips di bawah ini, terutama mengajari anak menolak perilaku tak menyenangkan dari teman-teman di sekolahnya tersebut.
1. Ajarkan Ia Mengikuti Intuisinya
Saat anak tidak menyukai sesuatu, janganlah dihalangi, biarkan anak menyampaikan tidak terhadap sesuatu yang memang membuatnya jadi tidak nyaman.
Jika ia diizinkan mengikuti nalurinya, tentu anak semakin paham akan batasan diri sekaligus cara melindungi dirinya.
Akan tetapi, membiarkan anak mengatakan tidak tadi bukan berarti orang tua memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak untuk melakukan apa saja. Ini hanyalah mengajarkan anak menghormati dan melindungi dirinya saja.
2. Role Play
Tahukah kamu kalau tips supaya anak tidak dibully juga bisa dilakukan dengan memainkan skenario atau role play? Dalam hal ini, kamu bisa berikan contoh yang lebih simpel dan mudah dipahaminya.
Misalnya, memberitahu anak kapan ia diizinkan untuk mengucapkan tidak tanpa penjelasan, lalu kapan anak mesti melakukan percakapan lanjutan. Selain itu, juga bisa melalui film atau video.
Dengan bermain peran seperti di atas, termasuk cara menyenangkan untuk semakin memperjelas situasi sekaligus melatih anak untuk menghadapi pelaku. Cara ini juga bisa mengajarkan anak agar tidak takut dengan situasi demikian.
3. Mengajarkan Anak mengenai Persetujuan
Untuk mengajarkan anak mengenai persetujuan ini mesti dijelaskan dengan tindakan, agar anak bisa lebih paham konsep persetujuan tersebut. Misalnya saja, ketika anak makan camilan favorit, kamu bisa coba minta makanannya tersebut. Apabila anak mengatakan tidak, orang tua harus menghargai keputusan anak supaya ia memahami konsep tersebut.
Orang tua juga mesti membiarkan anak paham saat orang lain mengatakan tidak terhadap permintaannya. Begitupun saat anak mengatakan tidak, orang lain harus menghormatinya juga.
4. Mengajarkan Anak Mengenai Batasan Diri
Menurut ahli psikolog, Gracia Ivonia, M. Psi, salah satu tips supaya anak tidak dibully yakni mengajarkannya mengenai batasan diri yang sehat. Anak mesti paham norma dan nilai yang berlaku serta cara menjaga dirinya.
Di samping itu, batasan diri yang dimaksud pada pembahasan ini juga berkaitan erat dengan konsep menghargai diri maupun orang lain. Nah, cara mudah menjelaskannya tentu dengan kata-kata yang bisa dipahami anak dengan mudah.
Ajarkan anak bahwa apabila ada orang yang tidak ingin dikenal mengajaknya pergi, harus pandai menolak dan segera mencari tempat yang aman. Misalnya, jika di sekolah, lari ke ruang guru dan ruang keamanan.
Selain hal tersebut, batasan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain juga menjadi poin penting yang mesti diajarkan. Misalnya, bagian tubuh tertutup oleh pakaian dalam tidak boleh disentuh orang lain.
Baca juga: 9 Cara Mengajarkan Anak Bersikap Tegas, Patut Dicontoh
5. Ajarkan Ia Cara Merespons
Kemungkinan besar, anak-anak dengan usia lebih mudah pastinya tidak sanggup jika harus menerima sikap bullying dari teman-temanya tersebut. Anak juga pasti kesulitan untuk membalasnya.
Oleh sebab itu, kamu bisa membantu anak agar menemukan kata-kata yang tepat untuk menghentikan intimidasi temannya tersebut.
Mungkin hal ini dapat berupa perintah sederhana dan singkat, seperti “Tolong, tinggalkan aku sendiri”, “cukup”, atau justru tidak mengatakan apapun lalu pergi.
Dalam hal, orang tua juga penting untuk memastikan bahwa anak tidak berkata kotor atau justru malah membalas tindakan temannya dengan kekerasan. Sebab, ini yang akan memperparah perilaku intimidasi dan membuat situasi jadi lebih buruk.
6. Memberitahu Anak Bahwa Itu Perilaku Buruk
Tahukah kamu kalau sebenarnya sebagian anak melakukan bullying terhadap temannya karena ketidaktahuan? Maka dari itulah, peran orang tua dalam hal ini sangat penting sekali untuk memberitahukan bahwa itu termasuk perilaku tidak terpuji dan dibenci, serta bisa berakibat negatif.
Di samping dipandang buruk oleh teman-temannya, juga akan ada sanksi lain yang diterima. Alih-alih hanya diskor beberapa hari, bagaimana jika sampai dikeluarkan oleh sekolah? Pastinya orang tua juga akan sangat malu.
7. Minta Anak Segera Mencari Bantuan
Seringkali ditemui anak mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari temannya sendiri. Apalagi jika ia dibully oleh kelompok besar. Maka, mencari bantuan orang dewasa adalah solusi terbaiknya.
Lantas, sebagai orang tua, kita pun harus bisa mengingatkan anak agar tidak bertindak kasar seperti itu. Sementara untuk korban bullying, sebagai orang tua, kamu mesti mengajarkan anak agar terbuka terhadap masalah yang dihadapinya.
Dengan terbuka, pastinya orang tua lebih leluasa dalam menemukan solusi terhadap masalah yang sedang dialaminya.
8. Berkomunikasi Secara Jelas dengan Orang Tua
Ketika anakmu sedang dibully, mungkin dia akan menirukan kalimat intimidasi padamu. Nah, sebagai orang tua bisa coba untuk mengenali rasa takut yang anak miliki.
Apabila anak tetap diam, mungkin ini dapat menyebabkan rasa takut hingga trauma jangka panjang. Tanyakanlah tentang kesehariannya dengan rutin beserta tetap hubungi orang tua dari temannya setiap minggu untuk menanyakan keadaan.
Kadang kala anak-anak mau melaporkan bahwa ia diganggu di sekolah. Sementara, anak lainnya juga bisa jadi diam karena ia takut sekali. Untuk itu, doronglah anak agar bersikap terbuka dan berkomunikasi dengan jelas.
Itulah tips supaya anak tidak dibully. Kadang, butuh waktu lama untuk mengajarkan ini kepada anak. Itu sebabnya sedari kecil, sudah mesti diajari agar anak tidak mudah dibully oleh teman-temannya di sekolah dan lebih pandai dalam menjaga diri.