Categories

9 Cara Mengajarkan Anak Bersikap Tegas, Patut Dicontoh

cara mengajarkan anak bersikap tegas

Untuk si kecil yang sudah mulai memasuki dunia luar seperti sekolah, sangat penting mengajarkan anak untuk bersikap tegas. Sikap tegas termasuk gaya komunikasi paling sehat daripada sikap agresif dan pasif. Cara mengajarkan anak bersikap tegas pun harus perlu kiat-kiat tertentu.

Dengan mengajarkan anak bersikap tegas, maka bisa membantu si kecil untuk berinteraksi lebih bijak dengan temannya yang punya kepribadian berbeda. Tidak semua anak dapat lahir dengan sikap tegas, tetapi hal tersebut bisa dilatih melalui bantuan orang tuanya.

Cara Mengajarkan Anak Bersikap Tegas

Berikut ini adalah beberapa cara mengajarkan anak bersikap tegas.

1. Berdiskusi tentang Batasan

Anak pun harus tahu apa saja batasan yang mesti dihargai, misalnya batasan emosional, sekolah, fisik, legal, dan lain-lain. Orang tua juga mesti memberikan pemahaman terhadap anak, bahwa batasan tersebut berguna melindungi keamanan dan privasi, termasuk dirinya sendiri.

Paling mendasar contohnya yakni batasan pribadi, seperti otonomi fisik dan privasi. Ini artinya, anak berhak untuk bersikap tegas apabila ada yang melanggar hal tersebut.

Setelah berbicara tentang privasi, kamu bisa lanjut untuk berdiskusi dengannya mengenai batasan emosional dan contoh sikap tegas saat menghadapi orang-orang yang mungkin membuat perasaannya jadi tidak nyaman.

2. Jelaskan Bahwa Anak Juga Mempunyai Hak

Kamu harus memastikan bahwa anak sudah mengerti kalau ia mempunyai hak untuk mengatakan tidak terhadap sesuatu yang kurang disukainya. Anak boleh-boleh saja untuk mengungkapkan perasaannya, menyatakan apa yang sedang dibutuhkan, serta merasa bangga dengan pencapaiannya.

Apabila ada yang tidak menghormati haknya, mungkin sudah semestinya untuk mempertanyakan hal tersebut. Jelaskan juga secara tegas bahwa anak bisa melawan pengganggu tersebut serta orang manapun yang bersikap tidak sopan terhadapnya.

3. Mendorong Anak Bersikap Tegas

Sangat kecil kemungkinan untuk anak bersikap tegas tanpa diajarkan. Oleh sebab itu, orang tua perlu mendorongnya agar mau mengungkapkan pendapat, keberatannya, dan perasaan dengan cara yang benar.

Misalnya, ketika ada yang mengejeknya, orang tua bisa dorong anak agar mengatakan “Akun kurang suka kalau kamu memanggilku dengan sebutan seperti itu”.

Sedangkan jika ada yang berani melewati batas fisik atau privasinya, bisa dengan mengungkapkan “Kamu tidak boleh menyentuhku” atau “Berhenti sekarang juga”.

4. Memberikan Contoh yang Nyata di Rumah

Apapun yang dilakukan oleh orang tua, pastinya dengan mudah dicontohkan oleh anak, sekalipun tidak diminta. Itu sebabnya untuk mengajarkan sikap tegas tersebut akan lebih efektif jika disertai dengan contoh nyata di rumah.

Misalnya, saat kamu berbicara bersama teman ataupun kerabat lainnya, maka bisa memulainya dengan cara berikut.

  • Saat berkomunikasi melibatkan kontak mata, menyampaikan sesuatu dengan nada suara percaya diri, serta menyampaikan dengan kalimat yang efektif dan langsung pada tujuannya.
  • Bersikap teguh terhadap pendirian serta pemikiran yang menurutmu benar.
  • Membela orang lain yang mana tak dapat membela dirinya sendiri.
  • Memiliki hak untuk menolak, dihargai, berkata tidak, menyanggah, mengekspresikan amarah, dan sebagainya.

Contoh lain yang bisa dilakukan orang tua yaitu, berperanlah sebagai sosok pengganggu dan anak menjadi dirinya sendiri. Setelah itu, lihatlah bagaimana sikap anak dalam membela dirinya ketika diganggu.

Nah, dengan cara menyenangkan tersebut, orang tua sekaligus bisa membantu anak agar lebih terbiasa dalam mengekspresikan apapun yang seharusnya dilakukan saat sedang dalam situasi yang membuatnya merasa terpojok dengan tingkah laku orang lain yang tidak sopan.

Di samping itu, contoh di atas sekaligus mengajarkan anak untuk  bersikap asertif. Sehingga anak pun merasa tidak canggung dan ragu lagi saat ditemui situasi serupa dalam kehidupannya nanti.

5. Mengajarkan Anak Agar Tidak Ragu Saat Meminta Bantuan

Anak butuh pemahaman bahwa sikap tegas bukan berarti anak tidak akan memerlukan bantuan orang lain. Ingatkan anak untuk meminta pertolongan, terlebih saat ia sedang berada di situasi menakutkan dan asing. Contoh lainnya, dalam hal intimidasi dunia maya dan intimidasi seksual.

Orang tua juga harus mengatakan pada anak bahwa meminta bantuan kepada orang lain bukan termasuk hal memalukan. Justru ini adalah sikap yang bijaksana.

Baca juga: Rahasia Mendidik Anak, Apa Sajakah? Orang Tua Wajib Tahu

6. Memperhatikan Kembali Cara Orang Tua Dalam Merespon Permintaan Anak

Saat si kecil sedang mengungkapkan tentang hal-hal yang sedang diinginkannya, seringkali orang tua mengatakan tidak tanpa berpikir terlebih dahulu.

Kadang kala orang tua bisa marah setiap kali anaknya meminta sesuatu. Hal tersebut pun membuat anak jadi tidak percaya diri lagi jika ada hal yang sedang dibutuhkannya. Anak juga cenderung merasa bahwa kebutuhannya tersebut tidak penting bagi orang tua.

Namun, sikap yang mesti ditunjukkan yaitu menerima atau menolak yang disertai dengan penjelasan singkat. Sehingga, anak pun juga bisa menghargai keputusanmu tersebut.

7. Menumbuhkan Harga Diri

Harga diri sangat penting untuk dibangun, sehingga bisa dibilang ini merupakan komponen penting untuk mencegah terjadinya bullying. Sangat sulit bagi anak membela dirinya sendiri jika ia merasa tidak punya harga diri sama sekali.

Nah, untuk membangun harga diri tersebut, kamu bisa mendengarkan apapun yang sedang dibicarakan anak padamu. Di samping itu, doronglah anak agar tergerak untuk berpikir sendiri.

Dengan demikian, anak pun merasa bahwa perasaan, pikiran, dan pendapatnya tersebut sangat penting. Anak juga akan merasa bahwa ia termasuk orang yang memang layak untuk dihargai.

8. Menghadapi Sikap Agresif dengan Tegas

Orang tua juga bisa memberikan arahan pada anak bahwa orang-orang yang agresif akan berusaha untuk memaksanya untuk melakukan apapun yang sedang diinginkannya.

Seringkali pelaku tersebut memanipulasi lalu mengintimidasi korban demi mendapatkan keinginannya tersebut. Sebab itulah, sikap asertif diperlukan sekali untuk melawan hal ini. Anak yang tegas pastinya dapat membela diri sendiri dari ketidakadilan seperti itu.

9. Beri Izin Anak untuk Memilih

Biasakanlah untuk anak membuat pilihannya sendiri sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Yakinkan juga bahwa anak bisa saja menolak permintaan yang mungkin membuatnya jadi tidak nyaman. Tegaskan lagi kepada anak bahwa ia mempunyai kebebasan dalam membuat pilihan apapun.

Memberdayakan anak dengan cara ini bisa melatih anak agar tumbuh menjadi seseorang yang tegas. Yakinkan pula bahwa anak mempunyai hak untuk hal apapun, asalkan itu benar.

Contohnya saja, saat ada temannya yang mengajak untuk mencoba permainan berbahaya, maka bisa saja si anak menolaknya. Dengan mengajarkan kebebasan dalam memilih tersebut, anak pun bukan hanya terbiasa untuk bersikap tegas, melainkan juga membebaskan dirinya dari orang-orang yang berniat mengintimidasinya.

Demikianlah berbagai cara mengajarkan anak bersikap tegas. Penting untuk diketahui anak tidak mungkin bisa tumbuh jadi orang yang tegas dan bijaksana apabila orang tua tidak mengajarkan dan menanamkan beberapa hal seperti di atas.