Bagi anak dengan usia dibawah 7 tahun, mengompol merupakah hal yang paling sering ditemuk. Akan tetapi, justru ada yang mengatakan kalau anak mengompol bisa jadi tanda diabetes. Benarkan demikian?
Meskipun mengompol merupakan kondisi yang wajar untuk anak-anak. Namun orang pun perlu mewaspadai nya, dimana saat anak sudah berhenti dan jarang ngompol. Akan tetapi, di kemudian hari sering mengompol lagi. sebab anak yang ngompol bisa jadi gejala penyakit diabetes pada anak.
Bagaimana bisa mengompol bisa jadi gejala diabetes pada anak?
Seperti yang kita ketahui bahwa diabetes melitus merupakan gangguan metabolic dimana tubuh tidak bisa lagi untuk memproduksi insulin sehingga glukosa pun tidak akan dihasilkan sedangkan glukosa sendiri menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh.
Pada umumnya, jenis diabetes yang paling sering dijumpai pada anak yaitu diabetes tipe 1. Dilansir dari data Ikatan Dokter Anak Indonesia atau bisa disebut sebagai IDAI ini, per September 2009 lalu sampai September 2018 di Indonesia terdapat sebanyak 1213 kasus anak usia 0 sampai 18 tahun yang menderita diabetes dengan tipe ini yaitu tipe 1.
Pada jenis ini, maka pancreas anak tidak lagi bisa membuat insulin yang menjadi hormone untuk mengubah glukosa atau gula menjadi sumber energinya. Sehingga kadar glukosa anak di dalam darah pun menjadi tinggi.
Kondisi Ini pun membuat munculnya berbagai gejala diabetes pada anak seperti rasa haus yang berlebihan, frekuensi buang air kecil terlalu sering, berat badan menjadi menurun, penglihatan mulai kabur, muntah, kelelahan, sariawan, lebih sering makan dan merasa kelaparan, mengompol, dan juga sakit perut.
Lantas apakah kaitannya dengan mengompol? Dilansir dari Diabetes.co.uk bahwa ketika kadar gula anak sedang tinggi maka tubuh pun berupaya agar mengeluarkan kelebihan glukosanya tersebut dengan cara mengeluarkan urin.
Oleh karena itulah, anak memiliki volume urin yang lebih banyak dari biasanya sebab didalamnya terdapat kandungan gula. Sebab cairan-cairan dari sel tubuh akan keluar sel karena adanya glukosa tersebut.
Sehingga anak menjadi lebih sering buang air kecil daripada frekuensi normalnya. Jika memang sudah tidak tertahankan lagi, maka anak pun bisa mengobrol ketika ia sudah tertidur pulas.
Namun tentu tidak hanya itu saja yang menjadi alasan, alasan lainnya yaitu berkaitan dengan kerusakan kandung kemih dan juga kerusakan ginjal. Kedua gangguan ini adalah komplikasi dari penyakit diabetes.
Hal tersebut karena adanya kadar gula darah yang tinggi pada akhirnya membuat pembuluh darah pun menjadi menyempit. Sehingga apabila ini terjadi, maka aliran darah ke ginjal tersumbat dan ginjal pun rusak.
Tidak hanya ginjal saja, saraf yang menjadi pengontrol bayi ketika buang air kecil pun juga ikut terpengaruh oleh diabetes ini. Sehingga anak tidak akan mungkin bisa merasakan ketika kandung kemihnya mulai penuh.
Kondisi seperti ini membuat anak beresiko terkena infeksi saluran kemih. Infeksi tersebut bisa mengubah frekuensi dan volume buang air kecil, termasuk ketika ia mengompol.
Hati-hati Anak Mengompol, Ini Alasannya!
Meskipun mengompol adalah salah satu gejala diabetes, namun ternyata tidak selalu menunjukkan gejala yang demikian. Sebab ada banyak sekali alasan kenapa mengompol sering terjadi pada anak.
Pada umumnya, anak dengan usia dibawah 7 tahun maka jika masih mengompol termasuk hal yang wajar. Pada usia-usia ini, anak pun mungkin sedang belajar mengontrol kandung kemihnya di malam hari.
Akan tetapi, apabila anak sudah mulai berhenti ngompol, kemudian mengompol lagi setelah beberapa lama, maka inilah yang ditandai dengan kondisi lebih serius yang menjadi penyebabnya.
Adapun beberapa alasan anak sering mengompol diantaranya yaitu:
- Kandung kemihnya terlalu kecil
- Sleep apnea pada anak
- Adanya infeksi saluran kemih
- Ketidakseimbangan hormone
- Sembelit kronik pada anak
- Anak merasa kondisinya sedang stress
- Gangguan pada saraf anak yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih
Kapankah Ibu Harus Khawatir Kalau Ngompol Bisa Jadi Tanda Diabetes?
Seperti yang sudah kita bahas berulang kali bahwa mengompol merupakan kondisi yang wajar saja. Akan tetapi, tetap perhatikan bagaimana kondisi mengompol anak yang justru berujung pada gejala diabetes.
Apabila anak kamu sering mengompol dan memiliki tanda-tanda di bawah ini, maka anak mengompol bisa jadi tanda diabetes.
- Anak masih saja mengompol ketika usianya telah 7 tahun dan sudah menerapkan berbagai cara agar ia tidak mengompol
- Anak tiba-tiba saja mulai ngompol lagi ketika tidur ataupun saat beraktivitas di siang hari padahal sebelumnya ia sudah tidak pernah lagi ngompol usia 6 bulan.
- Anak mengompol lagi namun tidak ada tanda-tanda kalau ia sedang stress ataupun terjadinya perubahan hidup seperti berpindah tempat tinggal.
- Adanya gejala diabetes pada anak seperti rasa haus dan lapar yang cukup ekstrim, berat badan anak turun dengan tidak biasa, perubahan perilaku pada anak dan tidak sesuai dengan usianya saat ini, kelelahan, penglihatannya sudah mulai kabur, anak muntah-muntah, dan nafasnya beraroma buah.
Selain tanda-tanda yang disebutkan diatas, kamu pun harus melirik faktor risiko apa saja yang bisa menyebabkan anak menderita penyakit diabetes. Pada umumnya, risiko diabetes pada anak cenderung meningkat saat ada salah satu dari anggota keluarganya yang juga menderita kondisi ini baik itu orang tua maupun saudara kandung.
Oleh sebab itulah, apabila anak mulai ngompol lagi setelah sekian alam serta diiringi oleh faktor resiko dan gejala tersebut, maka segeralah orang tua untuk melakukan konsultasi mandiri ke dokter.
Nanti dokter akan membantumu untuk mencari tahu apakah yang menjadi penyebab bayi sering mengompol. Apakah benar anak mengompol bisa jadi tanda diabetes? Pertanyaannya akan bisa kamu temukan jika sudah berkonsultasi dengan dokter.
Agar memastikan diabetes pada anak, biasanya pihak rumah sakit pun akan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa tes darah dan tes urin untuk melakukan pengecekan kadar gula darah yang mungkin saja akan dokter rekomendasikan.
Diantara beberapa anak yang menderita penyakit ini, pada awalnya orang tua seringkali merasa tidak sadar. Padahal ini adalah tanda-tanda peringatan dini untuk penyakitnya si bayi.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa melakukan identifikasi dini sangatlah penting sekali. Ini bertujuan agar kita bisa memastikan apakah anak-anak memang dalam kondisi sehat dan tidak menderita penyakit diabetes.
Sebab saat glukosa darah sudah mulai meningkat secara signifikan., maka disinilah tahap awal berbagai kerusakan organ juga terjadi apabila dokter tidak menanganinya dengan cepat. Pada akhirnya, glukosa darah yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya koma dan bahkan berujung pada hal-hal yang kita tidak inginkan.
Itulah beberapa penjelasan tentang diabetes pada anak dan memang dapat disimpulkan bahwa anak mengompol bisa jadi tanda diabetes. Jika sudah dicurigai, maka sebaiknya kamu segera melakukan pemeriksaan labor dan periksakan ke dokter untuk mengetahui cara penangannya agar tidak terjadi komplikasi yang lebih serius.