Categories

Kisah Wafatnya Sayyidah Khadijah di Bulan Ramadhan, Wanita yang Mendapat Salam Dari Allah

Kisah Wafatnya Sayyidah Khadijah di Bulan Ramadhan

Keistimewaan dari Siti Khadijah sudah seharusnya para Muslimah teladani. Seperti yang kita tahu bahwa Khadijah adalah istri pertamanya Rasulullah SAW. Dimana posisinya tersebut sangatlah istimewa sekali bagi kehidupannya Rasulullah. Namun apakah kamu sudah tahu bagaimana kisah wafatnya Sayyidah Khadijah di bulan Ramadhan? Terkait hal tersebut akan kita ulas lebih lengkap pada penjelasan dibawah ini.

Berkaitan dengan keistimewaan dari siti Khadijah tersebut, tentu saja tidak terlepas dari sikap dan keteguhan imannya dalam mendukung agama Allah SWT yang sangat luar biasa sekali. Bahkan, Khadijah menjadi orang pertama yang mengakui kerasulan dari suaminya tersebut dan juga masuk ke dalam agama Islam. Hingga akhirnya Allah pun memberikan jaminan kepada Khadijah untuk masuk surga.

Oleh sebab itu, apabila kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai sosok Siti Khadijah dan bagaimana kisah wafatnya Sayyidah Khadijah di bulan Ramadhan, simaklah penjelasan berikut ini.

Siapakah Sayyidah Khadijah?

Siti Khadijah yang merupakan istri tercintanya Rasulullah SA memiliki nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab, adalah perempuan yang lahir pada 555M lalu wafat pada 619 M. penduduk QUraisy menyebutkan sebagai tokoh masyarakat paling dihormati.

Terlepas dari hal itu, namanya memang sangat populer di Arab sebagai perempuan pedagang jujur dan dermawan.  Disamping itu, Ibnu al-Jauzi juga mengatakan kalau Khadijah merupakan perempuan yang memiliki kepribadian bersih.

Salah satu julukan yang diberikan kepada Khadijah adalah Al-Thohiroh yang artinya wanita suci. Kemunculan julukan ini karena memang jiwanya Khadijah yang sangat suci sekali dan ia bahkan tidak pernah sekalipun bergaul dengan perempuan-perempuan penghibur manapun.

Ketika menjalankan bisnisnya ini, Rasul juga pernah bekerja dengan Khadijah serta ditemani dengan budaknya yaitu Maisarah. Saat itu, Maisarah merasa takjub sekali akan perniagaan yang dilakukan Rasulullah sebab selalu mendapatkan keuntungan.

Tidak hanya itu, Rasulullah juga adalah seorang pemuda jujur, baik hati, ramah, santun, dan dipercaya. Hal ini akhirnya membuat Khadijah menjadi terpesona dan terpukau dengan semua akhlak Rasulullah.

Bukan hanya sebagai mitra dagang saja, namun sebagai pribadi manusia. Alhasil, rasa ketertarikan dari Khadijah pun muncul.

Beberapa keistimewaan Khadijah yang sudah kami rangkum dan pastinya menginspirasi kita semua adalah:

  1. Orang pertama yang memasuki agama Islam.
  2. Memperoleh keistimewaan yaitu menjadi istri sekaligus menyaksikan nabi Muhammad SAW dibangkitkan menjadi Rasulullah SAW.
  3. Terlahir dari keturunan terhormat serta memperoleh beberapa gelar.
  4. Mendapatkan pangkat afdhalu wa sayyidatunnisa anil alamiin dan istri paling utama dari istri Rasulullah SAW yang lainnya.
  5. Termasuk ahli Ad-Dark, dimana saat disebut ya ummana khadijatul kubra hingga 3 kali, beliau pun akan datang lalu berada di sekitar orag-orang tersebut.
  6. Memperoleh ucapan dan kiriman salam dari Allah SWT lalu Malaikat Jibril lah yang mengabarkan Rasulullah Muhammad SAW bahwa Allah sudah menyediakan mahligai khusus beliau yang mana dibuat dar sebuah Mutiara.
  7. Rasulullah sangat amat mencintai Khadijah.

Khadijah Mendapatkan Salam dari Allah

Khadijah merupakan salah satu dari empat wanita terbaik yang ada di sepanjang zaman. Dimana hal ini disebabkan oleh Rasulullah SAW yaitu Aisah (istri Fir’aun), Maryam (ibunda Nabi Isa), Khadijah (istri Rasulullah SAW), dan Fatimah Az-Zahra (putri Rasulullah SAW).

Khadijah juga menjadi orang pertama yang masuk islam serta menerima dakwah dari suaminya yaitu Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itulah Khadijah menjadi satu-satunya wanita yang mendapatkan salam dari Allah SWT.

Saat itu malaikat Jibril menyampai kepada Rasulullah SAW:

“Sampaikan Salam dari Tuhanmu untuk istrimu Khadijah. Baginya sudah disediakan sebuah istana yang terbuat dari emas. Di Dalamnya tak ada lagi kelelahan dan kebisingan.”

Khadijah merupakan istri yang selalu siap untuk mendukung Rasulullah. Sekalipun waktu itu ia sedang mengalami keresahan yang membuatnya akhirnya menyepi lalu merenung ke gua Hira.

Kisah Wafatnya Khadijah, Istri Rasulullah

Perlu kamu tahu bahwa Khadijah tidak bisa kita sebut sebanding dengan perempuan pada umumnya. Sebab kita bisa melihat ketika Rasulullah ingin menikahi Khadijah hanya satu saja hingga Khadijah wafat.

Khadijah wafat pada hari ke 11 bulan Ramadhan yaitu tahun ke-10 kenabian. Saat itu Khadijah berusia 65 tahun, dimana 3 tahun sebelumnya Rasulullah hijrah ke Madinah.

Di dalam sebuah kitab yang ditulis oleh ulama besar Mekkah yaitu Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasni bahwa Khadijah sakit menjelang ajarnya, ia berkata kepada Rasulullah: “Aku memohon maaf kepadamu Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.”

Lalu Khadijah pun memanggil putrinya Fatimah Azzahra lalu membisikkan: “Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.”

Saat mendengar hal itu, maka Rasulullah mengatakan: “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”

Khadijah pun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di pangkuannya Rasulullah SAW. Beliau mendekap tubuhnya Khadijah dengan rasa pilu yang amat dalam. Air mata Rasulullah juga mulai tumpah.

Ketika itu, Malaikat Jibril turun dari langit lalu mengucapkan salam dengan membawa lima kain kafan. Kemudian Rasulullah menjawab salam Jibril dan bertanya: “Untuk siapa kain kafan itu wahai Jibril?”

Lalu Jibril menjawab: “Kain kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali, dan Hasan.”

Secara tiba-tiba Jibril pun berhenti bicara dan rasulullah bertanya lagi: “Kenapa wahai Jibril?”

Jibril menjawab: “Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kain kafan, dia akan dipenggal dan gugur syahid tanpa kafan dan tak dimandikan.”

Kemudian saat suasana duka tersebut, di dekat jasadnya Khadijah Rasulullah berkata: “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu engkau infakkan untuk islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”

Jibril mengatakan pada nabi: “Wahai Rasulullah, itulah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan dari aku, dan beritahukan kepadanya tentang (balasan) sebuah rumah di surga dari Mutiara yang tidak keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” (HR. Al-Bukhari)

Disaat itu, Rasulullah sangat merasa terpukul sekali. Apalagi hari kematiannya Khadija tidak berselang lama dari kematian Abu Thalib, pamannya Rasulullah SAW. Sebab itulah, masa-masa ini disebut masa berkabungnya Rasulullah.