Categories

6 Kiat-Kiat Merasakan Indahnya Ramadhan

merasakan indahnya Ramadhan

Tidak terasa sebentar lagi, kita akan menghadap bulan Ramadhan. Apakah kamu sudah siap menyambut bulan penuh berkah ini? Agar kamu bisa merasakan indahnya Ramadhan, maka pastikan kamu sudah tahu dulu apa saja kiat-kiatnya.

Sebab bulan Ramadhan hanya bisa kita  rasakan satu kali saja dalam setahun. Sehingga jangan sampai kamu menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Kiat Merasakan Keindahan Bulan Ramadhan

Oleh sebab itulah, ada beberapa kiat yang bisa kamu terapkan untuk merasakan indahnya Ramadhan ini. Sehingga kamu pun bisa merasakan kenikmatan dari bulan suci tersebut. Diantaranya adalah:

1. Berusaha untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Pastinya setiap muslim ingin sekali memperoleh malam lailatul qadar. Bagaimana tidak mala mini adalah malam Alquran diturunkan. Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS Al-Qadr ayat 1 dan QS. Ad-Dukhan ayat 3.

Pada QS. Al-Qadr ayat 4 dijelaskan kalau malam ini adalah malam dimana para malaikat turun dengan membawa rahmat. Dalam QS. Ad-dukhan ayat 3 menjelaskan kalau mala mini lebih utama daripada ibadah seribu bulan.

Untuk itulah dalam QS. AL-Qadr ayat 3 menjelaskan barangsiapa yang beribadah di malam lailatul qadar ini dengan iman yang kuat serta memang mengharapkan pahala dari Allah SWT semata. Pastinya dosa-dosa yang sudah lalu akan Allah ampuni.

2. Jadikanlah Ramadhan sebagai Pelatih Diri

Kita bisa mengibaratkan bulan Ramadhan ini sebagai madrasah keimanan. Sebab selama bulan Ramadhan inilah bisa belajar serta melatih diri agar rajin beribadah.

Lalu mengharapkan setelah melalui bulan Ramadhan tersebut, maka kebiasaan untuk rajin beribadah bisa terus membekas dalam diri.

Jangan sampai amal ibadah yang telah kamu kerjakan ikut berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah sama-sama jalankan kebiasaan berpuasa, shalat lima waktu, membaca al quran, doa dan dzikir,.

3. Bertawakal kepada Allah SWT

Untuk menyambut kedatangan musim ibadah puasa ini, maka sebagai hamba Allah kita pastinya membutuhkan bimbingan, bantuan, dan taufik dari Allah SWT. Oleh sebab itu cara paling ampuh adalah bertawakal kepada-Nya.

Menghadirkan rasa tawakal kepada Allah adalah suatu hal sangat penting agar kita bisa menyongsong bulan yang suci ini. Kemudian sudah seharusnya kita memohon kepada Allah agar selalu dipertemukan bersama bulan Ramadhan ini.

Sebab pada bulan Ramadhan adalah amalan paling agung yang bisa mendatangkan taufiq Allah saat menjalani bulan penuh berkah ini.

Misalkan saja, saat ingin mengerjakan amalan ibadah maka kamu haruslah ikhlas dan mengikuti petunjuknya. Lalu setelah beramal, kita harus memperbanyak untuk beristighfar untuk kekurangsempurnaan amal yang dilakukan.

Jangan lupa untuk perbanyak bersyukur dengan mengucapkan hamdalah yang sudah memberikan kita hidayah sehingga dapat beramal.

4. Melakukan Taubat Sebelum Ramadhan Tiba

Pastinya kamu sudah mendengar banyak dalil mengenai perintah bertaubat dari Allah SWT. Salah satu firman Allah yang menjelaskannya terdapat pada QS. At-Tahrim ayat 8 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.”

Oleh karena itu, Allah selalu meminta hambaNya untuk bertaubat sebab tidak ada seorangpun diantara manusia yang terbebas dari dosa-dosa. Rasulullah pun juga mengingatkan dari hadis riwayat Tirmidzi bahwa:

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”

Nah, untuk hakikat taubat nasuha atau taubat yang sebenarnya yaitu bertaubat kepada Allah dari semua jenis dosa yang telah diperbuat. Imam Nawawi pun mengajarkan taubat yang sempurna yaitu taubat yang memenuhi keempat syarat dibawah ini:

  • Meninggalkan maksiat
  • Bertekad bulat agar tidak mengulangi maksiat tersebut selama-lamanya
  • Menyesali kemaksiatan yang pernah diperbuat
  • Apabila maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka harus dikembalikan hak tersebut kepadanya ataupun memohon maaf darinya.d

Dalam hal ini, ada sebuah kesalahan yang harus kita waspadai adalah terkadang orang ingin bertaubat dan bertekad untuk tidak berbuat maksiat. Akan tetapi hanyalah pada bulan Ramadhan saja, sebab setelah itu kembali bermaksiat.

Ini adalah sebuah bentuk kejahilan. Sebab sudah seharusnya kamu bertekad bulat agar tidak mengulangi semua perbuatan dosa lalu melepaskan diri dari maksiat tersebut. Kemudian hausnya tetap menyala baik dalam bulan Ramadhan dan juga bulan setelahnya.

5. Membentengi Puasa dengan Menjauh dari Hal-hal yang Mengurangi Pahala Puasa

Nah, sisi lain yang harus mendapatkan perhatian dari kamu adalah poin ketiga ini. Dimana kamu harus berusaha membentengi puasa dari faktor-faktor yang bisa mengurangi keutuhan pahala puasa kita.

Misalkan saja seperti berdusta dan menggunjing. Nah kedua penyakit ini memiliki bahaya yang cukup tinggi lalu juga sedikit sekali orang yang bisa selamat dari ancamannya ini.

Orang-orang yang mampu menahan lisannya dari ghibah serta matanya dari memandang hal hal saat  bulan puasa Ramadhan tanpa diiringi dengan amalan sunnah, maka alangkah lebih baik ketimbang orang yang berpuasa plus namun ia tidak berhenti dari hal buruk tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Ibnu Rajab al-Hambali bahwa:

“kewajiban orang yang berpuasa adalah menahan diri dari hal-hal mubah dan hal-hal yang terlarang. Mengekang diri dari makanan, minuman, dan jima’, ini sebenarnya hanya sekedar menahan diri dari hal-hal mubah yang diperbolehkan. Sementara itu ada hal-hal terlarang yang tidak boleh kita langgar baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Di bulan suci ini tentunya larangan tersebut menjadi lebih tegas. Maka sungguh sangat mengherankan kondisi orang yang berpuasa (menahan diri) dari hal-hal yang pada dasarnya diperbolehkan seperti makan dan minum, kemudian dia tidak berpuasa (menahan diri) dan tidak berpaling dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan sepanjang zaman seperti ghibah, mengadu domba, mencaci, mencela, mengumpat, dan lain-lain. Semua tersebut merontokkan ganjaran puasa,

6. Memprioritaskan Amalan Wajib

Sudah seharusnya selama kita menjalani puasa untuk memberikan prioritas terhadap amalan wajib. Hal ini karena amalan yang Allah paling cintai adalah amalan wajib.

Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah pun menjelaskan bahwa Allah berfirman:

“Dan tidaklah seseorang mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada amalan-amalan yang Diwajibkan.”

Adapun aktivitas yang paling wajib untuk kita laksanakan di bulan yang suci ini yaitu shalat berjamaah lima waktu di masjid untuk kaum pria.

Apabila kita termasuk orang-orang dengan amalan sunnah tidak banyak di bulan puasa, maka setidaknya kita sudah berusaha agar memelihara shalat lima waktu sebaik mungkin, shalat berjamaah, dan berusaha untuk berangkat ke masjid sebelum waktunya tiba.

Itulah beberapa kiat yang bisa kamu terapkan untuk merasakan indahnya Ramadhan. Jadi, apakah kamu sudah siap untuk memulai Ramadhan tahun ini dengan amalan-amalan wajib dan sunnah?