Categories

Sunat Bayi, Ketahui Waktu yang Tepat dan Perawatannya!

sunat bayi

Kamu bisa melakukan berbagai perawatan bayi baru lahir, termasuk sunat bayi. Sunat merupakan suatu tindakan bedah dengan cara membuang kulit kulup yang menutupi bagian ujung penis si kecil atau dikenal sebagai preputium foreskin.

Tindakan tersebut bisa dilakukan kepada bayi laki-laki yang baru saja lahir, asalkan bayi keadaannya stabil dan juga sehat. Tapi apakah orang tua sudah tahu kira-kira kapan ya waktu yang tepat untuk melakukan sunat bayi?

Mungkin ini akan menjadi pertanyaan semua orang tua yang baru saja melahirkan si kecilnya ke dunia. Akan tetapi, sebelum pertanyaan itu dijawab, berikut kami paparkan dulu apa saja manfaat dari sunat bayi ini.

Manfaat Sunat Bayi

Jika ditinjau dari sisi medisnya, maka suant bayi punya banyak manfaat. Ketika dewasa nanti anak laki-laki yang tidak disunat maka punya resiko 10 kali terkena infeksi saluran kencing daripada anak yang disunat.

Menurut Academy of Pediatrics, berikut manfaat yang diperoleh setelah bayi disunat dimana akan mengurangi beberapa risiko masalah kesehatan seperti dibawah ini:

  • Penyakit menular seksual
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi pada kulit kulup
  • Kondisi kulit kulup tidak bisa ditarik ke belakang atau fimosis
  • Kanker pada area penis.

Tidak hanya itu saja, sunan pun berpengaruh akan ketahanan dari penyakit menular seksual yang berbahaya sekalipun seperti halnya HIV/AIDS. Anak yang telah disunat mempunyai risiko lebih rendah mengidap masalah penis seperti infeksi, iritasi, dan peradangan.

Sunat atau juga dikenal sebagai sirkumsisi ini adalah salah satu cara yang disarankan agar penis tetap terjaga. Begitupun dengan kebersihannya.

Baca juga: Ciri-Ciri Bayi Cebol Berdasarkan Jenisnya yang Perlu Orangtua Pahami

Kapankah Waktu yang Tepat untuk Disunat?

Berdasarkan integral Medical Center London, bagi bayi laki-laki waktu yang tepat yaitu saat usianya 7 sampai 14 hari. Kira-kira apa ya yang menjadi alasan medis dilakukan sunat pada usia yang demikian?

Saat bayi baru lahir dengan usianya yang masih sangat dini yaitu satu minggu, maka darah yang akan keluar ketika proses sunan masih terlihat sedikit. Kemudian ketika masih bayi, pembentukan sel dan jaringan pun juga sedang tumbuh secara signifikan.

Kemudian rasa sakit yang dirasakan si kecil pun juga belum terlalu berat. Sebab di usianya yang masih bayi, maka risiko trauma karena proses sunat tidak akan memberikan pengaruh buruk bagi anak kedepannya.

Namun sebenarnya sunat ini bisa saja dilakukan kapanpun. Bergantung lagi pada kesiapan masing-masing orang tua. Akan tetapi orang tua juga harus siap dengan resiko yang akan dialami anak apabila sunat dilakukan pada usianya yang lebih dewasa.

Contohnya seperti diperlukannya beberapa jahitan pada kulit penis serta mempunyai resiko untuk terjadinya pendarahan saat disunat. Meskipun demikian, sayangkan tidaklah semua bayi bisa disunat langsung.

Sebab hal ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Kondisi bayi harus benar-benar sehat. Begitu pun dengan organ vitalnya juga dalam kondisi yang stabil.

Pada umumnya, dokter jarang sekali melakukan sunat pada bayi dengan usianya yang masih dibawah 5 tahun untuk alasan medis. Akan tetapi apabila ada kondisi seperti infeksi pada kelenjar, jaringan parut pada kulup penis, dan fimosis maka bayi disarankan untuk menjalani tindakan sunat.

Begini Perawatan Sunat Setelah Bayi, Orang Tua Wajib tahu!

Tentu saja untuk perawatan bayi dan orang dewasa berbeda. Hal ini karena saat usianya masih dini, maka bayi pun belum mampu untuk memberitahu apa saja keluhan yang dirasakannya.

Bayi juga belum tahu cara menjaga area penisnya agar tetap bersih dan higienis serta suhat usai disunat. Oleh sebab itulah, orang tua yang berperan penting dalam hal ini. Kamu bisa cek apa saja perawatan yang perlu dilakukan usai sunat bayi.

1. Menjaga penis supaya tetap bersih

Hal paling penting untuk merawat bayi setelah ia selesai disunat adalah menjaga badan bayi tetap bersih, termasuk di area penis dan kelangkaannya menjadi hal utama yang diperhatikan.

Setiap penggantian popok bayi, usahakan untuk bersihkan selalu area selangkangan, bokong, dan penis dari kotoran menggunakan lap. Kamu juga bisa membersihkan dengan air hangat dan sabun.

Kemudian setelah itu, keringkan dulu area sampai tuntas agar iritas tidak terjadi. Cukup gunakan saja kain handuk yang lembut sebab kulit bayi masih sangat sensitif.

2. Lindungi bagian penis

Usai disunat, penis bayi dibalut dan biasanya akan dilepas saat ia pipis. Sebagian dokter pada umumnya akan menyarankan kamu untuk membuatnya kembali. Namun sebagian yang lain juga ada yang menyuarakan tidak perlu dibalut.

Sehingga orang tua cukup konsultasikan saja dengan dokternya masing-masing. Apabila kamu diminta untuk membuatnya kembali, maka dokter memberikan saran agar petroleum jelly dioles dulu pada bagian ujung penis sebelum dibalut dengan kasa steril agar kasa tidak melekat di bagian kulitnya.

Namun, jika dokter menyarankan untuk tidak membalutnya, maka kamu cukup oleskan saja petroleum jelly atau salep antibiotik setiap kali popoknya diganti.

Tentu saja bukan tanpa alasan hal tersebut dilakukan. Melainkan untuk mengurangi adanya gesekan antara penis bayi dan popok yang dikenakannya.

3. Hati-hati saat memandikan bayi

Apabila bayi baru saja disunat. Maka orang tua tetap diperbolehkan memandikannya. Namun dianjurkan untuk mandi dengan air hangat pada dua hari awal usai disunat.

Setelah waktu tersebut, barulah boleh bayi dimandikan seperti normal kembali  cukup memandikannya dengan air hangat selama seminggu setiap hari.

4. Berikan obat anti nyeri jika diperlukan

Tentu saja, orang tua bisa melihat kalau bayi menangis pasti ia sedang merasa kesehatan. Selain itu tanda-tanda ia kesakitan adalah tidak mau makan dan kesulitan tidur.

Biasanya di 24 jam pertama setelah disunat, kamu bisa memberikan obat Pereda nyeri seperti acetaminophen. Namun perhatikan lagi dosis dan sesuaikan petunjuk pemakaian dengan yang disarankan oleh dokter.

5. Kenakan baju dan celana yang longgar

Sebaiknya orang tua memilih pakaian bayi yang nyaman untuk dikenakan. Hindarilah untuk menggunakan baju dengan celana ketat sebelum lukanya mengering. Apabila bayi masih menggunakan pampers, menggunakan ukuran lebih besar dari biasanya.

Hal tersebut bertujuan supaya popok tidak akan menekan area penis yang bisa saja membuat bayi kesakitan. Kemudian sirkulasi udara dan darah ke area panis pun tetap lancer dan lukanya bisa segera sembuh.

Itulah penjelasan mengenai sunat bayi, mulai dari menemukan waktu yang tepat hingga cara perawatan yang semestinya dilakukan oleh orang tua. Seperti yang diketahui sunat juga memiliki resiko untuk timbulnya berbagai masalah kesehatan.

Oleh karena itu, orang tua harus selalu waspada dan kenali tanda-tandanya. Sehingga masalah kesehatan ini tidak berujung pada komplikasi maupun risiko kesehatan berbahaya lainnya.