Categories

Mengulik Penyebab dan Penanganan Sindrom ASI Kurang, Catat!

Kini sudah buka rahasia lagi jika banyaknya orang-orang yang berbondong untuk mengulik penyebab dan penanganan sindrom ASI kurang.

Kini sudah buka rahasia lagi jika banyaknya orang-orang yang berbondong untuk mengulik penyebab dan penanganan sindrom ASI kurang. Sebab ASI sendiri menjadi nutrisi paling baik bagi bayi, apabila saat masa ASI eksklusif. Akan tetapi, bagaimana jika sang ibu justru malah mengalami sindrom ASI kurang?

Pastinya hal ini sangat mengkhawatirkan sekali bukan sebab produksi ASI yang kurang sehingga tidak akan bisa mencukupi nutrisi dari si kecil. Supaya kamu tidak bingung, mari kita mengulik penyebab dan penanganan sindrom ASI kurang pada penjelasan dibawah ini.

Mengulik Penyebab dan Penanganan Sindrom ASI Kurang

Adapun sindrom ASI kurang merupakan suatu kondisi dimana saat ibu memproduksi ASI lebih sedikit daripada biasanya. Akan tetapi, kondisi ini jarang terjadi menurut Ikatan Resmi Dokter Anak Indonesia yang dikutip dari website resminya.

Pada umumnya perasaan ASI kurang akan muncul dalam beberapa hari, maka payudara pun mulai merasa tegang sementara bayi sering minta susu. Namun ini masih dikatakan sebagai kondisi yang wakat.

Sebab payudara memang tidak akan terasa tegang meskipun produksi ASI nya tetap banyak. Adapun untuk penilaian bayi yang cukup ASI maka dapat kamu lihat dari berat badannya yang mulai naik namun secara teratur.

Penyebab Sindrom ASI Kurang

Apabila kita mengutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, maka terdapat 4 faktor yang menyebabkan seorang ibu mengidap sindrom ASI kurang. Agar lebih jelasnya, maka simaklah pembahasan berikut ini.

1. Faktor menyusui

Faktor pertama yaitu karena menyusui. Memang kerik bayi baru lahir pertama sudah pasti ia tidak akan bisa langsung menghisap puting ibu dengan benar. Bahkan ada juga yang memang butuh waktu lama serta posisi tepat dulu agar bayi bisa menyusu dengan cara yang nyaman.

Untuk faktor pertama yang menyebabkan sindrom ASI ini tidak cukup adalah beberapa cara menyusui bayi yang tidak sesuai, seperti:

  • Memberikan ASI dengan botol
  • Ibu tidak mengosongkan payudarannya
  • Durasi untuk menyusui kurang sering
  • Posisi saat bayi menyusui belum tepat
  • Perlekatan mulut bayi dengan putting salah

Itulah faktor-faktor cara menyusui bayi yang akan berpengaruh. Dilansir dari Mayo Clinic maka pada saat 7 hari pertama, bayi akan menyusui sekitar 8 sampai 12 kali per harinya atau setiap 2 sampai 3 jam.

Adapun konsep ASI yaitu supply and demand. Sehingga jika payudara kamu kosong, pastinya tubuh akan berusaha untuk memproduksi ASI lalu mengisinya kembali.

Baca juga: Amankah Memberikan Air Tajin untuk Bayi? Ini 5 Manfaatnya   

2. Faktor Psikologis Ibu

Stress juga menjadi faktor yang akan mempengaruhi produk ASi dari ibu apalagi saat satu minggu pertama setelah kamu melahirkan.

Biasanya ibu yang baru saja melahirkan maka sangat wajar sekali apabila ia mengalami stress mungkin karena kurang tidur dan terlalu sering begadang saat menyusui bayi. Bahkan ditambah juga dengan rengekan bayi yang setiap saat yang membuat ibu harus terbangun dan ada kalanya juga panik.

Sebenarnya stress melahirkan seperti ini ditakutkan akan mengarah pada depresi postpartum apabila kamu tidak memperoleh penanganan secepat mungkin. Sehingga ibu pun menjadi tidak percaya diri lagi akan kemampuannya untuk memebriaknASI abgi bayi. Sehingga lama kelamaan ini akan menyebabkan terjadinya sindrom ASI kurang.

Keharusan seorang ibu merawat bayi usai melahirkan memang penting namun ada kalanya ini membuat sang ibu jadi kurang tidur dan kelelahan sprite penjelasan diatas. Hal ini akan memicu lepasnya hormone oksitosin yang memiliki fungsi untuk produksi ASi. Lama kelamaan pun produksi ASI berkurang.

3. Faktor Fisik Ibu

Ada beberapa penyebab kamu mengalami sindrom ASI kurang salah satunya kondisi fisik yang memang tidak memadai lagi, seperti halnya kurang gizi, menggunakan KB Hormonal (pil, KB suntik), dan merokok.

Lalu ibu yang menyusui namun kurang makan serta minum ataupun menjalani pola makan yang berfungsi sebagai penurun berat badan juga sangat rentan untuk terjadinya sindrom ASI kurang.

Meskipun, mengkonsumsi makanan sehat penting, namun ibu pun juga harus mencukupi kalori tambahan yaitu sebanyak 400 kkal per harinya. Fungsi dari kalori tambahan yaitu sebagai pengganti kalori yang telah terbakar ketika ibu menyusui si kecil.

Oleh sebab itulah, kamu harus memastikan bahwa telah mengkonsumsi makanan yang sehat misalnya buah dan sayur. Sedangkan konsumsi  nikotin dari rokok harus dihindari karena bisa menjadi lebih seret.

4. Faktor Bayi

Sindrom ASI kurang disebabkan karena kondisi bayi misalnya keadaan si kecil yang sedang sakit dan kelainan kongenital pada saat baru lahir. Adapun kelainan kongenital yaitu sebuah kondisi kelainan fungsional serta struktur yang tampak sehat pada bayi baru lahir.

Adapun jenis kelainan ini bisa menyebabkan sindrom ASI kurang seperti: hidrosefalus, bibir, sumbing, spina bifida, cystic fibrosis, dan cerebral palsy.

Apabila bayi kamu mengalami kondisi kesehatan yang seperti itu, maka segeralah untuk menghubungi dokter agar ia mendapatkan perawatan lebih intensif.

Cara Penanganan Sindrom ASI Kurang

Adapun kunci produksi ASI meningkat yaitu karena seringnya mengosongkan payudara. Meskipun hal ini butuh waktu yang cukup lama. Jadi mungkin kamu harus mengkonsultasikannya dulu bersama konselor laktasi.

  • Kamu bisa melakukan cara-cara dibawah ini agar bisa mengatasi sindrom ASI kurang tersebut.
  • Menyusui bayi sambil memompa ASI yang dikenal sebagai power pumping.
  • Mencoba untuk meningkatkan frekuensi dari memompa ASI meskipun bayi sudah merasa kenyang
  • Mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI seperti kue, the, dan susu.

Adapun pelekatan mulut bayi dengan puting tidak tepat ketika menyusui bisa menyebabkan rangsangannya berkurang pada tubuh ibu agar memproduksi ASI. Sehingga ASI nya pun menjadi lebih sedikit serta tidak dapat menyusu secara optima.

Oleh karena itu;ah ada hal-hal yang biasanya menjadi penyebab puting tidak melekat pada baju seperti posisi menyusuinya kurang tepat dan ada masalah pada lidah bayi seperti tongue tie.

Apabila ibu semakin sering menyusui bayi, pastinya ASI yang akan diproduksi juga semakin banyak. Begitupun sebaliknya, justru membatasi waktu serta jarangnya menyusui bayi menyebabkan payudara menjadi kurang aktif dalam memproduksi ASI.

Meskipun pemberian susu formula dikatakan bisa menjadi nutrisi tambahan bagi bayi namun hanya kondisi tertentu saja. Sebab pemberian secara terus menerus justru menyebabkan intensitas bayi untuk menyusui berkurang saat dalam jumlah banyak.

Hal ini pun membuat rangsangan memproduksi ASI oleh payudara menjadi menurun. Sehingga produksi ASI lebih sedikit. Tidak hanya itu, adaptasi puting dan dot bayi juga menyebabkan perlekatan pada puting sangat sulit untuk dilakukannya.

Setelah mengulik penyebab dan penanganan sindrom ASI kurang diatas, pastinya kini kamu sudah tahu bagaimana cara menyikapi sindrom ini. Namun mencegah penyebabnya akan sangat lebih penting lagi.

Oleh sebab itu, tentunya tidak hanya ibu saja yang harus mengulik penyebab dan penanganan sindrom ASI kurang namun ayah juga. Sehingga ibu pun tidak akan merasa terlalu kelelahan.